Baterai Chery TIGGO 8 CSH Taklukan Air Laut! Bukti Nyata Revolusi Keselamatan

Rodagilas.com, Jakarta, 20 Juni 2025 – Ketika banyak pabrikan otomotif masih bermain aman dalam menguji teknologi mereka, Chery justru tancap gas. Dalam sebuah uji ekstrem bertajuk “Extreme Challenge – Chery Safety Battery Test”, brand otomotif asal Tiongkok ini sukses membuktikan bahwa baterai SUV Chery TIGGO 8 CSH bukan cuma canggih, tapi juga tahan banting—dan lebih penting lagi: tahan laut.

Bertempat di Jakarta, Kamis (19/6), Chery mengundang para jurnalis dari media nasional dan internasional untuk menyaksikan langsung bagaimana baterai kendaraan elektrifikasi ini “disiksa” dalam kondisi ekstrem: direndam air laut selama hampir 55 jam! Air laut, bukan air tawar biasa, lho—karena korosivitasnya jauh lebih tinggi dan bisa mempercepat kerusakan material.

Dan hasilnya? Mengejutkan sekaligus mengagumkan. Setelah hampir 2,5 hari terendam, baterai diangkat, dikeringkan seadanya, lalu dipasang kembali ke unit Chery TIGGO 8 CSH. Hanya butuh beberapa detik, SUV hybrid ini langsung menyala dan siap meluncur, membuktikan ketangguhan sistem baterai yang melebihi standar industri, termasuk IP68 Waterproof.

“Pengujian ini adalah bagian dari kampanye global Mission Impossible, di mana kami ingin mendefinisikan ulang batasan keselamatan kendaraan,” ujar Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pendekatan uji coba ‘sea water immersion + real-world driving evaluation’ menjadi standar baru untuk validasi sistem penyegelan, insulasi, serta integritas struktural baterai.

Indonesia dipilih sebagai lokasi perdana untuk uji ekstrem ini bukan tanpa alasan. Sebagai negara tropis dengan curah hujan tinggi dan potensi banjir yang sering menghantui pengguna jalan, pengujian seperti ini terasa sangat relevan. Ini juga menjadi jawaban tegas atas kekhawatiran konsumen terhadap keamanan kendaraan elektrifikasi dalam kondisi ekstrem.

Yang membuat uji coba ini semakin kuat secara teknis adalah jenis baterai yang digunakan: Lithium Iron Phosphate (LFP) berkapasitas 18,3 kWh. Tak hanya tahan terhadap suhu ekstrem (-35°C hingga 60°C), baterai ini juga mendukung mode full EV sejauh 90 km, serta pengisian cepat dari 30% ke 80% dalam waktu hanya 20 menit menggunakan port CCS2.

Di balik kekuatan ini, ada struktur pelindung bernama Chainmail Battery Safety Structure—semacam “zirah baja” untuk baterai. Diperkuat 14 titik penahan dan 10 hingga 16 lapis insulasi di berbagai sisi, struktur ini mampu menahan tekanan hingga 200 KN. Bahkan sebelumnya telah lulus uji ekstrim seperti rollover spiral, tabrakan ganda, dan jatuh dari ketinggian hampir 5 meter.

Semua ini bukan sekadar gimmick. Uji nyata di lapangan menjadi komitmen Chery untuk membangun kepercayaan pasar Indonesia lewat pendekatan “In Somewhere, For Somewhere”. Artinya, teknologi mereka disesuaikan dengan tantangan geografis dan iklim lokal—bukan hanya impor mentah dari luar.

Ke depan, Chery tak ingin berhenti di Indonesia. Uji ekstrem serupa rencananya akan digelar di negara-negara dengan tantangan alam yang berbeda seperti Afrika Selatan, Brasil, dan Meksiko. Strategi ini menjadi cara mereka menetapkan standar baru keselamatan kendaraan hybrid di pasar global.

Di tengah riuhnya pasar mobil elektrifikasi, Chery telah mengambil langkah nyata. Tak hanya membangun kepercayaan publik, mereka juga mempercepat evolusi teknologi mobilitas yang aman dan tangguh. Dan jika hari ini mereka berhasil menaklukkan laut, siapa tahu besok targetnya angkasa?